Batik Keris merupakan salah satu warisan budaya Indonesia yang memiliki nilai seni tinggi. Proses pembuatan Batik Keris merupakan keterampilan berharga yang terus dilestarikan oleh para pengrajin batik di Tanah Air.
Proses pembuatan Batik Keris dimulai dari pemilihan kain yang berkualitas tinggi. Menurut Ibu Siti, seorang pengrajin batik yang telah berpengalaman puluhan tahun, “Kain yang dipilih haruslah berkualitas baik agar motif batik dapat tertanam dengan sempurna.”
Setelah kain dipilih, proses selanjutnya adalah proses canting. Canting merupakan alat yang digunakan untuk menggambar motif batik secara langsung pada kain. Menurut Bapak Joko, seorang ahli batik dari Yogyakarta, “Keterampilan dalam menggunakan canting sangatlah penting dalam pembuatan Batik Keris. Setiap goresan canting haruslah tepat agar motif yang dihasilkan menjadi indah.”
Setelah proses canting selesai, kain yang telah dihiasi motif batik akan direndam dalam pewarna alami. Pewarna alami seperti tinta serangga, daun indigo, dan tanah liat digunakan untuk menciptakan warna-warna yang khas pada Batik Keris. Menurut Ibu Ani, seorang pengrajin batik asal Solo, “Penggunaan pewarna alami memberikan nuansa yang berbeda pada Batik Keris, sehingga nilai seninya semakin tinggi.”
Proses terakhir dalam pembuatan Batik Keris adalah proses melorotkan lilin. Lilin digunakan untuk melindungi bagian kain yang tidak ingin diwarnai saat proses pewarnaan. Menurut Bapak Slamet, seorang pengrajin batik dari Pekalongan, “Keterampilan dalam melorotkan lilin sangat penting agar motif batik tetap terjaga dengan baik. Setiap garis lilin haruslah presisi agar hasil akhirnya sempurna.”
Dengan keterampilan berharga yang terus dilestarikan oleh para pengrajin batik, Batik Keris tetap menjadi salah satu kebanggaan budaya Indonesia. Semoga warisan budaya ini terus dapat dijaga dan dilestarikan untuk generasi-generasi mendatang.